Senin, 28 November 2011





AAAAAAAAAaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
ini foto hari.....(mikir bentar) o, ia... hari senin tgl kemaren yg jelag kalian inget-inget aja..
trio narsis yg lagi gak ada kerjaan (boong deng) akhirnya malah narsis" ria..
ayo.... tebak aku mana????

jeng...jeng....jeng... (klimax) 
wah.... besar sekali fotonya???? aku yg berambut pendek >-<

Sabtu, 19 November 2011

walah walah... apa kabar semua....
gak tau nih mau nulis apa???
ok kalo gitu kita baca cuplikan cerpen aku aja....

nih... langsung aja....
kalo suka , baru aku kasih lanjutannya,


Dahulu
Seandainya , seandainya, dan selalu seandainya. Apakah hidupku akan selalu begini? Kapan perubahan itu terjadi? Tapi inilah aku, aku hanya berusaha menerima keadaan ku, bersyukur mungkin akan membuatku lebih baik.

Malam ini aku menangis , menangisi sebuah novel yang kupinjam dari teman yang sama-sekali tak dekat denganku. Keberanian meminjam novel ini sangat besar
loh… itu semua karena teman ku yang satu ini terlihat GALAK.
Sudah ah cukup kita membahas dia. Inikan cerita tentang hidupku, bukan cerita tentang sebuah  novel yang kupinjam. Baiklah, kita masuk kesebuah urutan terpenting dalam cerita “EPILOG” .
Nama ku Hanny wahyuni dania, aku adalah siswi SMP di kawasan Jakarta timur. Hidupku penuh liku-liku. Tetapi semua yang selaluku harapkan telah terjadi.
 Perubahan    besar yang mempengaruhi hidupku.
Kita mulai saja dari massaku yang paling menghebohkan. Ketika itu, usiaku 14 tahun. Aku sekolah di SMPN 128 jakarta. Aku duduk di kelas 8.
Aku memiliki banyak teman. Walau aku bukan OSIS, tapi hari-hariku selalu sibuk. Bukan karena sibuk bermain saja. Tapi aku juga memiliki  tugas yang banyak.
Seperti halnya hari ini. Aku sedang menulis dialog percakapan untuk dramaku. Lusa drama ini harus sudah pentas. Walu hanya pentas didepan kelas, tetap saja harus bagus.